Belakangan ini nama I Wayan Sumerdana yang akrab disapa Tawan, begitu ramai diperbincangkan netizen. Bagaimana tidak, dalam kondisi tangan kirinya yang tak berfungsi, pria 31 tahun asal Banjar Tauman, Desa Nyuh Tebel, Kecamatan Manggis, Karangasem Bali ini justru menciptakan tangan robot untuk digunakannya.
Ayah tiga putra yang dijuluki 'Iron Man in Bali' ini belum cukup puas dengan kemampuan menciptakan robot tangan sebagai pengganti tangan kirinya. Dia malah mencoba menciptakan jenis yang lebih canggih lagi dengan membuat laboratorium untuk memproduksi robot.
Semua kemampuan yang dimiliki Tawan hanya berbekal dari ilmu teknik yang diperolehnya saat menimba ilmu di Sekolah Teknik Mesin (STM) Rekayasa, Denpasar, Bali.
Robot tangan ciptaannya ini mampu menarik perhatian sejumlah pihak karena dikendalikan langsung dengan otak berbasis Brain Computer Interface (BCI). "Dengan ini saya bisa menggerakkan kembali tangan kiri saya yang lumpuh akibat stroke pada enam bulan lalu," tuturnya, Rabu (20/1).
Robot tangan yang dibuat Tawan tersambung dengan alat sensor pikiran yang dipasang di kepala yang kemudian mengalirkan arah gerak ke tangan kirinya melalui alat yang dipasang di punggung dan tangan kirinya.
"Jadi alat sensor ini nantinya akan jauh lebih cepat dalam melakukan gerakan sesuai apa yang kita pikirkan," katanya sambil mengangguk. "Tinggal dipikirkan sudah gerak," imbuhnya sambil tersenyum.
Rancangan robot tangan tersebut dibuat dengan mengambil beberapa komponen dari komputer dan printer rongsokan. Untuk komponen mekaniknya dia memanfaatkan gear box sepeda motor bekas termasuk shok absorber sepeda motor rongsokan sebagai hidrolik. Mengenai alat di kepala yang dibelinya dalam kondisi baru. Kini akan dicoba dengan membuat sendiri.
"Ini CPU komputer, fungsinya sebagai penggerak dari sensor di kepala". "Ini yang terbaru adalah alat sensor di kepala. Ini harganya sekitar Rp 4,7 juta, saya pesannya di Amerika," imbuhnya.
Menurutnya, robot tangan rancangannya itu masih jauh dari sempurna karena jika mengikuti rancangan yang dia buat, diperlukan dana yang cukup besar untuk menciptakan robot yang bagus. Menariknya, menurutnya tangan kirinya tersebut mampu mengangkat beban hingga 50 kilogram.
Saat ini hanya satu impiannya, kendati tidak ada uluran dermawan. Dia bermimpi bisa memiliki sebuah laboratorium dengan peralatan lengkap agar bisa menciptakan robot yang lebih canggih dan sempurna untuk membantu warga yang mengalami kelumpuhan dan cacat.
"Memang meski robot yang saya buat dari barang rongsokan, namun cukup canggih karena dikendalikan dengan otak, bukan dengan remote kontrol seperti robot ciptaan mahasiswa teknik yang sering dilombakan. Kelak jika saya punya laboratorium, akan saya buat yang lebih
Kemampuan Tawan menciptakan tangan robotik tersebut tak henti-hentinya mendapat pujian. Hal ini dikarenakan Tawan bisa membuka bengkel las kecil-kecilan di rumahnya meski hidup dengan keterbatasan fisik.
"Inilah hidup saya hanya ini yang saya punya. Terpenting bisa sekolahkan anak-anak saya," ujar Tawan.
Hal yang mengharukan lagi, kamar tidur Tawan seruang dengan bengkel las miliknya. Kamar tidur yang berukuran 3 X 4 meter itu hanya terdapat kasur beralaskan kardus dan lemari kayu. Di kamar mungil yang ditutup korden tanpa pintu itu, Tawan tinggal bersama istri dan ketiga anaknya yang seluruhnya laki-laki.
Tawan menceritakan, kreativitasnya muncul saat didesak kebutuhan hidup. Sekitar enam bulan lalu, Tawan jatuh sakit. Dokter memvonis dirinya menderita stroke ringan sehingga tangan kirinya lumpuh total. Namun dokter tersebut merasa heran karena kadar kolesterol dan tekanan darahnya normal.
Mengalami kondisi lumpuh sebelah, sempat membuat Tawan merasa stres, apalagi dia berasal dari keluarga yang tidak mampu. Istrinya tidak bekerja, sedangkan anaknya masih kecil-kecil.
"Maklum saat itu saya punya istri dan tiga orang anak," ungkapnya.
Dalam keadaan mendesak itu, Tawan sempat mencoba berbagai rancangan hingga lima kali percobaan. Cara terakhir yang dipakainya adalah robot jenis EEG.
"Alat ini belum sempurna, tetapi sudah lumayan membantu saya. Tanpa alat ini, saya sama sekali tidak bisa bekerja menggunakan tangan kiri. Namun dengan bantuan alat ini, mengangkat beban berat juga bisa. Dengan alat ini, kekuatannya jauh lebih besar," tambahnya.
Diyakinkan Tawan, bahwa semua alat yang digunakannya adalah barang rongsokan semasa dia menjadi pemulung. Hanya alat di kepala yang dibelinya dalam kondisi baru.
"Saya buat alat ini selama dua bulan. Saya buat sejak dua minggu begitu saya dinyatakan lumpuh. Setidaknya dengan ini bisa jadi bekal hidup saya menyekolahkan tiga anak laki-laki sa
Ayah tiga putra yang dijuluki 'Iron Man in Bali' ini belum cukup puas dengan kemampuan menciptakan robot tangan sebagai pengganti tangan kirinya. Dia malah mencoba menciptakan jenis yang lebih canggih lagi dengan membuat laboratorium untuk memproduksi robot.
Semua kemampuan yang dimiliki Tawan hanya berbekal dari ilmu teknik yang diperolehnya saat menimba ilmu di Sekolah Teknik Mesin (STM) Rekayasa, Denpasar, Bali.
Robot tangan ciptaannya ini mampu menarik perhatian sejumlah pihak karena dikendalikan langsung dengan otak berbasis Brain Computer Interface (BCI). "Dengan ini saya bisa menggerakkan kembali tangan kiri saya yang lumpuh akibat stroke pada enam bulan lalu," tuturnya, Rabu (20/1).
Robot tangan yang dibuat Tawan tersambung dengan alat sensor pikiran yang dipasang di kepala yang kemudian mengalirkan arah gerak ke tangan kirinya melalui alat yang dipasang di punggung dan tangan kirinya.
"Jadi alat sensor ini nantinya akan jauh lebih cepat dalam melakukan gerakan sesuai apa yang kita pikirkan," katanya sambil mengangguk. "Tinggal dipikirkan sudah gerak," imbuhnya sambil tersenyum.
Rancangan robot tangan tersebut dibuat dengan mengambil beberapa komponen dari komputer dan printer rongsokan. Untuk komponen mekaniknya dia memanfaatkan gear box sepeda motor bekas termasuk shok absorber sepeda motor rongsokan sebagai hidrolik. Mengenai alat di kepala yang dibelinya dalam kondisi baru. Kini akan dicoba dengan membuat sendiri.
"Ini CPU komputer, fungsinya sebagai penggerak dari sensor di kepala". "Ini yang terbaru adalah alat sensor di kepala. Ini harganya sekitar Rp 4,7 juta, saya pesannya di Amerika," imbuhnya.
Menurutnya, robot tangan rancangannya itu masih jauh dari sempurna karena jika mengikuti rancangan yang dia buat, diperlukan dana yang cukup besar untuk menciptakan robot yang bagus. Menariknya, menurutnya tangan kirinya tersebut mampu mengangkat beban hingga 50 kilogram.
Saat ini hanya satu impiannya, kendati tidak ada uluran dermawan. Dia bermimpi bisa memiliki sebuah laboratorium dengan peralatan lengkap agar bisa menciptakan robot yang lebih canggih dan sempurna untuk membantu warga yang mengalami kelumpuhan dan cacat.
"Memang meski robot yang saya buat dari barang rongsokan, namun cukup canggih karena dikendalikan dengan otak, bukan dengan remote kontrol seperti robot ciptaan mahasiswa teknik yang sering dilombakan. Kelak jika saya punya laboratorium, akan saya buat yang lebih
Kemampuan Tawan menciptakan tangan robotik tersebut tak henti-hentinya mendapat pujian. Hal ini dikarenakan Tawan bisa membuka bengkel las kecil-kecilan di rumahnya meski hidup dengan keterbatasan fisik.
"Inilah hidup saya hanya ini yang saya punya. Terpenting bisa sekolahkan anak-anak saya," ujar Tawan.
Hal yang mengharukan lagi, kamar tidur Tawan seruang dengan bengkel las miliknya. Kamar tidur yang berukuran 3 X 4 meter itu hanya terdapat kasur beralaskan kardus dan lemari kayu. Di kamar mungil yang ditutup korden tanpa pintu itu, Tawan tinggal bersama istri dan ketiga anaknya yang seluruhnya laki-laki.
Tawan menceritakan, kreativitasnya muncul saat didesak kebutuhan hidup. Sekitar enam bulan lalu, Tawan jatuh sakit. Dokter memvonis dirinya menderita stroke ringan sehingga tangan kirinya lumpuh total. Namun dokter tersebut merasa heran karena kadar kolesterol dan tekanan darahnya normal.
Mengalami kondisi lumpuh sebelah, sempat membuat Tawan merasa stres, apalagi dia berasal dari keluarga yang tidak mampu. Istrinya tidak bekerja, sedangkan anaknya masih kecil-kecil.
"Maklum saat itu saya punya istri dan tiga orang anak," ungkapnya.
Dalam keadaan mendesak itu, Tawan sempat mencoba berbagai rancangan hingga lima kali percobaan. Cara terakhir yang dipakainya adalah robot jenis EEG.
"Alat ini belum sempurna, tetapi sudah lumayan membantu saya. Tanpa alat ini, saya sama sekali tidak bisa bekerja menggunakan tangan kiri. Namun dengan bantuan alat ini, mengangkat beban berat juga bisa. Dengan alat ini, kekuatannya jauh lebih besar," tambahnya.
Diyakinkan Tawan, bahwa semua alat yang digunakannya adalah barang rongsokan semasa dia menjadi pemulung. Hanya alat di kepala yang dibelinya dalam kondisi baru.
"Saya buat alat ini selama dua bulan. Saya buat sejak dua minggu begitu saya dinyatakan lumpuh. Setidaknya dengan ini bisa jadi bekal hidup saya menyekolahkan tiga anak laki-laki sa
0 Komentar untuk "Kisah inspiratif Tawan si 'Iron Man' pemilik tangan bionik"